Rabu, 30 Desember 2015

Rachel Danelson

Add caption
Virginia terlahir seorang Ibu Negara Amerika Serikat bernama Rachel Donelson. Bukan hanya seorang Ibu Negara tetapi dia mempunyai wajah yang cantik nan rupawan sebagaimana wanita-wanita Bangsawan lainnya.


Disela-sela kesibukannya ia sangat senang sekali menanam bunga melati didepan Istana kebesarannya. Melati putih adalah bunga favorit walaupun bunga-bunga nan harum di sekitar istana semuanya itu ia pelihara dan disiram selalu setiap pagi dan sore.


Seorang sahaya istana datang menghampirinya. "Maaf Bunda ada tamu lelaki sedang menunggu di luar. Katanya mau bertemu Bunda!" 

"Siapa yang datang?!" Bertanya Rachel Danelson kepada sahaya wanita.

"Saya kurang mengerti. Lelaki itu sangat tampan dan gagah!" ujar sahaya itu seraya menjura hormat dengan membungkukkan badannya.

"Baiklah akan saya temui tamu itu." berkata Rachel Danelson, "sediakan jamuan untuk tamuku itu!" perintah Rachel Danelson kepada sang sahaya wanita.

Tampak lelaki yang dikatakan sang sahaya memang benar adanya. Lelaki itu sangat elegant dari penampilannya kuga tampan Walupun tidak tampak sebagai seorang bangsawan. Namun di lihat dari penampilannya lelaki itu adalah seorang hartawan.

Lelaki itu menunggu di Aula Istana. Rachel Danelson lalu menghampirinya.

Melihat kedatangan Rachel Nadelson di depannya, lelaki itu berdiri menjura hormat sebagai penghormatan wanita dari kalangan bangsawan. "Selamat malam Nyonya Rachel!" sapa lelaki itu, "perkenalkan nama saya Lewis Robard!" ujarnya memperkenalkan diri.

Rachel Danelson mengangguk, lalu mempersilahkan duduk untuk bercakap-cakap prihal tujuan dan maksudnya.

Tak lama datang sahaya wanita mebawa secangkir minuman hangat dengan makanan khas dari golongan bangsawan. Lelaki bernama Lewis Robard itu lontarkan senyum seraya mengucapkan terima kasih.

Rachel mempersilahkan lelaki itu untuk meminumnya dan menyicipi makanan yang sudah dihidangkan. "SilahkanTuan Lewis, dinikmati!" ujar Rachel Delson dengan senyuman menyungging.

Lewis Robard dengan senang hati menyicipi hidangan makanan ala bangsawan. "Emm... sangat enak makanan ini!" puja Lewis Robard membuka pembicaraan. Rachel hanya sunggingkan senyum menatap wajah lelaki itu.

Memperhatikan dengan perasaan ketika lelaki bernama Lewis Robard itu sedang minum. Rachel hatinya tiba-tiba hatinya tersentuh akan ketampanan wajah lelaki yang duduk di hadapannya. Rachel Nadelson baru kali ini merasakan getaran di darahnya ketika memandang seorang laki-laki.

"Apa tujuan tuan tampan kemari menemuiku!" berkata Rachel membuka percakapan. 

"Ah-aku hanya ingin menemuimu, sekalian ada perlu urusan persefikatan tanah yang harus aku bayar pajaknya pada negara!" terang Lewis Robard, "ada sehektar tanah yang baru saja aku beli. Tanah itu belum bersetifikat. Jadi apa salahnya aku kemari bertujuan untuk mengurus sertifikat tanah sekalian ingin memandang wajah Nyonya Rachel yang cantik nan rupawan.

Bagaikan di hempas angin semilir, Rachel di rayu begitu, jiwanya melayang. Maklum tinggal di dalam istana jarang sekali ia menemui seorang lelaki, lebih-lebih yang merayu-nya. Itulah hati seorang wanita. Sehebat-hebatnya wanita kalau sudah terkena rayu oleh seorang lelaki tentu dia akan jatuh juga.

Rachel tersenyum lalu menunduk malu. Wajahnya memerah, rupanya Lewis Robard seorang juragan tanah telah membuat hatinya berdesir hebat dengan rayuannya. "Terima kasih Tuan Lewis, Anda juga sangat tampan!" jawab Rachel Delson balas memuja.

"Hai... Unik sekali makanan ini... emm... Aku suka bentuknya!" Lewis Robard mengalihkan pembicaraan agar tidak serius.

"Oh... iya Tuan! Ini namanya kue biji ketapang!" 

"Oh... gitu!" Lewis terheran-heran melihat kue yang unik dan aneh bentuknya yaitu kue biji ketapang.

"Nah... kalau ini apa seperti kembang?!" lanjut Lewis bertanya, sambil meraih kue yang mirip seperti kembang penuh warna-warni.

"Kalau itu namanya kue kembang goyang Tuan!"

"Oh ... kembang goyang, ya, ya, ya, sungguh unik makanan ini!" ujar Lewis Robard. "Juga namanya unik kembang goyang-goyang."

"Ada lagi Tuan Lewis yang juga sangat unik menurutku!" kata Rachel.

"Apa itu?" Lewis menjawab dengan heran.

"Sebentar aku panggilkan dulu sahayaku." Rachel Delson segera memanggil sahaya wanitanya dengan membunyikan bel kecil yang di khususkan untuk memanggil sang sahaya.

"Ya Bunda!" seru sahaya itu memanggil sebutan Bunda, karena menurut adat istiadat setempat adalah panggilan kehormatan bagi wanita bangsawan walaupun wanita itu masih gadis tentu single parent.

"Ambilkan Tuan Lewis kue wajik sama simpring.!" 

"Baik Bunda!" Sahaya itu segera balik badan menuju ruang makanan untuk memenuhi pesanan Rachel Delson.

Tak lama sahaya itu kembali sambil membawa kue yang sangat unik di bungkus dengan kertas minyak. Kue yang sangat unik di kala itu namanya Wajik Ketan. "Ini kuenya Bunda!" ucap sang sahaya seraya menyerahkan lalu meletakkan di atas meja. "Terima kasih!" kata Rachel pula.

"Nah ... lihat Tuan unik bukan, kue nya!" Rachel Nadelsonn berujar sambil meraih kue wajik ketan itu. "Em ... boleh juga, sepertinya kue ini enak!" kata Lewis Robard seraya membuka bungkusan kue wajik itu.

Kembali Rachel menatap dalam wajah Lewis Robard ketika ia kenyicipi kue ketan itu. Pandangan penuh hasrat mencintai. Kini ia yakin lelaki di hadapannya adalah jodohnya. Membatin Rachel di dalam hati.

"Maaf Tuan makan wajiknya jangan di kunyah, takutnya nyelip di gigi Tuan yang bolong, takut nyelap!" seru Rachel berkata. 

Lewis tersenyum sumringah ketika ia habis makan wajik tiga bungkus. "Em ... sungguh beruntung aku malam ini. Bisa makan yang enak dan unik, juga bisa menatap wajah seorang wanita bangsawan.!"

"Ahh ...jangan begitu Tuan. Sudah maklum di istana ini membuat kue itu, walau pun aku sendiri tidak memakannya!" 

"Looh ...kenapa! Gak doyan?" kata Lewis Robard bertanya. "Padahal paling enak. Aku rasa makanan ini akan mendunia!" 

"Benar Tuan!" seru Rachel menjawab. "Tapi aku takut.

"Takut apa?"

"Takut..."

"Takut..."

"Takut..."

"Takut KEREMIAN!"

Sontak Lewis Robard tertawa gelak-gelak. Rachel pun begitu, ia tertawa pelan mengikik sambil menutup mulutnya. Mereka cepat sekali akrab. Mungkin serasi di lihat sepasang insan manusia yang sedang di landa buncah. Cinta memang buta, tidak memandang kasta dan perbedaan. Terbukti dengan percintaan Lewis Robard seorang juragan tanah dan Rachel Nadellson sebagai wanita dari kalangan bangsawan. Merekapun akhirnya jadian dengan mengungkapkan perasaan hatinya masing-masing.

Lalu Lewis Robard bertanya kembali. "Loh kenapa Keremian?" 

"Iya kan terbuatnya dari parutan kelapa, otomatis kalau kebanyakan yah...keremian di pantat!" 

"Hahahaha..." Lewis Robard kembali tertawa gelak-gelak. Begitupun Rachel Nadelson tersenyum nyinyir

***

Hari demi hari, bilan berganti bulan. Mereka pun menjalin hubungan kasih. Sehingga tersiar sepelosok negeri Amerika Serikat. Maka mereka memutuskan untuk menikah. 

Perayaan pernikahan pun di laksanakan. Suara riuh para undangan sangat antusias menyaksikan sepasang pengantin duduk di atas pelaminan. Diiringi lagu dangdut koplo atau biasa di sebut oragan tunggal. Mereka sangat serasi, sehingga membuat iru pasangan yang lain. Hidup ditengah kemegahan istana bersanding emas dan permata.

Setelah acara selesai. Kedua pengantin ini segera beristirahat. Mereka lelah seharian berdiri menyambut para undangan yang hadir. Tangan mereka pada merah dan sedikit bengkak karena menyalami ribuan para undangan. Tetapi semua itu tidak terasa karena kebahagian mereka menjadi pengantin baru.

Suara dangdut organ tunggal pun mulai senyap. Para pemain organ tunggal senang di panggil manggung pihak kerajaan. Uang saweran mereka perhitungkan sehingga mendapatkan omset jutaan rupiah hanya dari hasil saweran. Belum uang kontrak dari pihak negara

Di bilik kamar pengantin Rachel Delson terdiam disisi tempat tidur. Tampak raut bahagia di pelupuk matanya. Lewis Robard melihat itu segera menghampiri dan duduk di sisinya.

"Sayang!" panggil Lewis, "sepertinya kamu lelah, alangkah baiknya kita tidur sejenak.!" 

Rachel menjawab, "Seterah kamu. Apa mau langsung kerja lagi apa tidur dulu. Besok pagi aja kerjanya!" 

"Mmm ..." Lewis berdehem mikir sejenak lalu kembali berkata, "baik lah jangan di paksakan besok pagi aja."

Mereka pun tidur sejenak hanya untuk merenggangkan otot-otot mereka.

Tampa di dengar sepasang pengantin ini, suara gaduh dari luar begitu ramai. Suara gaduh itu adalah seorang pemuda mabuk yang sedang membuat keonaran. Pemuda mabuk itu lantas di tergap oleh kepolisian setempat dan pengamanan istana. Ia berteriak-teriak minta di lepaskan. Namun kepolisian tetap menggiringnya kedalam penjara.

"Eh-pemuda bengal!" bentak seorang polisi. "Kenapa kamu membuat keributan di depan istana.?" Pemuda itu tidak menjawab, ia tertunduk karena kepalanya terasa berat akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol tinggi. 

Kalau di luar negeri sana, tepatnya di Amerka atau di Eropa, minuman beralkohol itu sangat di anjurkan untuk menghilangkan rasa dingin. Dan memang udara di sana dingin. Tapi di Indonesia, udah panas, polusi udara, di tambah minuman yang beralkohol, ya nyungsep di got.

TIGA TAHUN KEMUDIAN

Gejolak politik mulai terasa. Genderang persaingan untuk menduduki kursi ke Presidenan sudah ditabuk. Keluarga Rachael pun turut andil dalam pemilihan yang sangat berarti bagi rakyat Amerika. Semua berharap siapa saja nanti yang menjadi nomer satu di negeri itu bisa dapat meredam gejolak hati rakyat yang sedang panaa akibat kenaikan harga sembako dan BBM.

Berbagai cara para kandidat untuk memenangkan permilihan itu. Ada yang bermain dengan cara jahat terang-teranga. Maupun dengan cara jalan ghaib atau spritual seperti mendatangkan paranormal.

Dibalik kekisruhan dan gonjang-ganjing politik. Namun yang tak kalah peliknya adalah kehidupan rumah tangga Rachel Delson dengan Lewis Robard. Kini prahara rumah tangganya sedang menyelubung. Pertengkaran tiada henti antara suami istri itu berujung permintaan cerai dari Rachel Donelson kepada suamina Wilis Robard.

"Pokoknya aku minta cerai, titik!" kata Rachel Delson sambil menangis terseguk-seguk. "Aku sudah gak kuat hidup bersamamu. Aku pikir kamu adalah lelaki yang mau bertanggung jawab. Tapi nyatanya, kerjaan kamu hanya tidur, ngerokok dan minum kopi. Persis mirip penulis cerita kita ini hikz... hikz... hikz...." ujar Rachel Donelson panjang. Seraya menangis sedu sedan dan melemparkan kesalahan pada penuls cerpen ini.

"Sial!!!" rutuk sang penulis, "muke gile.. Gue yang di salahin!"

Pertengkaran mereka rupanya terdengar oleh Andrew Jackson calon kandidat President ke 7 itu. Dan ini akan menjadi jalannya untuk mengambil hati  rachel Danelson. Dia sebenarnya cinta dan menaruh hati pada wanita itu, wanita yang bersuamikan Wilis Robard, seorang juragan tanah di Kentucky.

Tapi itu tidak mungkin karena Rachel Danelson sudah bersuami. Andrew Jackson hanya berkata di dalam hati ""AKU TUNGGU JANDAMU"

***

Wilis Robard pun akhirnya meninggalkan Rachel Danelson. Di dalam hatinya dia masih berat meninggalkan istrinya. Namun karena ia minta cerai. Tentu ia pun malu tinggal bersama Rachel Danelson di istananya yang memang istana dia. Dengan langkah lunglai dan membawa tas gendong Wilis Robard berkata kepada Rachel Danelson, "Aku akan pergi meninggalkanmu. Ya nanti aku urus surat perceraian kita." Setelah berkata begitu Wilis Robard pun akhirnya meninggalkan Rachel Danelson dengan hati gundah serta terenyuh.

Rachel pun menangis ketika tatapan perpisahan di pelupuk mata, rasa nelangsa semakin menjadi ketika Wilis Robard menghilang dari perapatan jalan, "hizk... hikz... hikz... Kenangan indah kita cukup sampai disini sayang."

~~

Malam yang dingin mencucuk kalbu. Selimut kesedihan dirasakan betapa teriris akan kenangan manis berakhir pahit. Sepahit luka yang di rasakan Rachel Danelson. Malam biasanya penuh hangat dan canda tawa kini ia harus bermuram durja. Air matanya tak lekas mengering selalu menetes setia ia teringat akan kenangan itu.

Tok, tok, tok, 

Terdengar ketukan pintu dari luar ruangan. Rachel segera berkata, "Siapaa ...?" 

"Aku Bunda" yang menjawab dan yang mengetuk pintu adalah seorang sahaya. 

"Silahkan masuk tidak di kunci!" kata Rachel Danelson memberi izin sang sahaya untuk masuk. "Ada apa?" bertanya Rachel ketika sahaya itu masuk.

"Ada seorang lelaki Bunda!" 

"Lelaki, siapa lagi dia, tidak tahu apa Bunda lagi BadMod." ujar Rachel dengan kelopak mata terlihat sembab. "Tanya dulu dia siapa. Aku malam ini tdak mau bertemu seseorang dulu."

"Baik Bunda!" Sahaya itu bergegas keluar ruangan Rachel Nadelson. 

Di sudut pojok kursy aula duduk seorang lelaki berpenampilan elegant. Dan di belakangnya dua orang pengawal. Sepertinya kedua orang itu adalah sang ajudan. Sahaya keluar dari ruangan Rachel Danelson, ia segera menghampiri lelaki dengan dua ajudannya itu. Seraya lalu bertanya, "Maaf Tuan, kalau boleh tahu Tuan ini siapa? Masalahnya Bunda Rachel Danelson tidak mau ditemui!" ujar sahaya.

Lelaki itu lalu menjawab, "Saya Andrew Jackson, saya kandidat yang akan menjadi orang nomer satu di negeri ini!" Alangkah terkejutnya sang Sahaya mendengar tamu lelaki itu adalah seorang calon President yang akan memimpin bangsa yang besar ini. "Baik Tuan saya akan memberitahunya kembali!" kata Sahaya itu lantas ia segera kembali ke kamar Rachel Danelson.

"Bunda!" pekik Sahaya itu, "Lelaki yang akan menemui Bunda adalah calon pemimpin bangsa ini Bunda!" 

"Maksud kamu Tuan Andrew Jackson!"

Sahaya mengangguk. 

"Baiklah, aku akan menemuinya!" ucap Rachel Danelson. Ia segera bangkit dari rebahannya. "Sediakan makanan yang paling enak buat Tuan Andrew Jackson!" perintah Rachel Danelson. Sahaya itu bergegas kembali keruang dapur untuk menyiapkan makanan specialis.

Dengan pakaian kebesaran sebagai wanita bangsawan, Rachel Danelson tampak cantik jelita, walaupun masih terlihat wajah yang sembab akibat banyak menangis. Ia keluar menemui lelaki itu.

Melihat Rachel keluar dari bilik pintu. Lelaki itu berdiri. Ia sunggingkan senyum dengan menatap wajah pesona. Rachel pun serta merta tersenyum. Ia lalu ia mengizinkan lelaki itu untuk duduk kembali.

"Maaf Tuan kandidat. Ada perlu apa Tuan Kandidat menemui saya!" kata Rachel bertanya.

"Aku kemari hanya sambangi kamu saja, sekalian mohon dukungan atas pemilihan President nanti." menjawab Andrew Jackson.

"Oh ... !" gumam Rachel Danelson. "Saua senang sekali Tuan Andrew Jackson menyambangi saya!" 

Tak lama Sahaya datang dengan membawa setampah makanan ala kerajaan.

"Wah ... jangan repot-repot," ujar Andrew Jacson, "aku hanya sebentar Nyonya Rachel."

"Tidakn apa-apa Tuan Andrew. Sudah terbiasa adat istiadat disini!" kata Rachel Anderson. Masih tampak wajahnya yang sayu dan sembab.

Melihat itu Tuan Andrew Jackson bertanya, "Sekiranya kalau aku boleh tahu, apa gerangan Nyonya Rachel terlihat habis menangis. Di tanya demikian Rachel menundukkan wajah. Sebenarnya dia tak mau permasalahannya terkuak di depan umum, ia takut menjadi polemik di mata rakyat Amerika. 

"Oh tidak Tuan, tidak apa-apa!" seru Rachel Donelson berkilah.

"Ekspresi wajahmu tidak bisa di bohongi Nyonya. Aku tahu itu. Banyak beban pikiran aku rasakan. Cerita nyonya, agar beban Nyonya dapat perlahan menjadi ringan!" cecar Tuan Andrew Jackson. "Tapi tidak apa-apa kalau Nyonya tidak mau cerita!" 

Rachel hanya terdiam sambil menunduk. Namun terbesit di pikiran apa salahnya bercerita sama Tuan Andrew Anderson. Memang suatu masalah kalau di pendam di dalam hati, tentu sangat menyakitkan dan menyebabkan segala penyakit, termasuk penyakit jiwa yaitu depresi.

Banyak orang yang depresi hanya karena tidak mau bercerita oleh orang-orang terdekatnya. Akhirnya pikiran menumpuk di otaknya, tentu akan mudah makhluk astral merasukinya.

Rachel Danelson akhirnya bercerita tentang hubungan rumah tangganya yang sudah retak dengan Wilis Robard. Lelaki itu telah meninggalkannya. Tentu atas permintaan cerai Rachel sendiri. Kini ia sedang menunggu surat cerai dari Wilis Robard.

Perlu diketahui. Sebenarnya kekisruhan rumah tangga Rachel dengan Wilis Robard sudah di ketahui oleh Andrew Jackson sang Balon President A.S. Oleh karenanya Andrew Jackson memberanikan diri untuk bersandang ke istana Rachel Donelson. Dan sebenarnya Andrew Jakcson suka sedari dulu oleh Rachel Donelson, namun Wilis Ribard mendahuluinya.

~~~~~~ Selanjutnya

Fb Penulis: Cataleya Arojali




3 komentar:

  1. keeereenn...bingiiit...cerbungnya..m

    BalasHapus
  2. Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
    Bonus Deposit Member Baru 100.000
    Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
    Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
    Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
    Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
    Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis

    ERTIGA POKER
    ERTIGA
    POKER ONLINE INDONESIA
    POKER ONLINE TERPERCAYA
    BANDAR POKER
    BANDAR POKER ONLINE
    BANDAR POKER TERBESAR
    SITUS POKER ONLINE
    POKER ONLINE


    ceritahiburandewasa

    MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
    KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
    CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT

    BalasHapus