Rabu, 09 April 2014

MAUT

Aku adalah gadis yang manja. Ririn namaku. Sehari-hari ku selalu bergelut dengan buku. Banyak buku-buku novel kesukaan ku. Lemari buku yang penuh sesak dengan koleksi buku-buku ku. Ya itu lah aku sang kutu buku.


Pukul 08.00 pagi aku berangkat ke toko buku yang biasa aku membeli buku, toko buku favorit ku. Dengan khusyu aku memilah-milah judul buku, siapa tahu ada yang terbaru, bukan hanya novel yang aku cari, tapi buku-buku yang sekira asik untuk di baca dan bisa menambah ilmu pengetahuan buatku. "Hai..!" Suara dari sampingku. Ternyata seorang lelaki yang belum aku kenal, dan memang tidak kenal. Aku hanya tersenyum dengan memandang wajahnya, "Yah cukup ganteng juga sih" Pikirku dalam hati. "Boleh kenalan " Sambil mengulurkan tangan dia coba berkenalan dengan ku. "Yah Ririn" Kata ku. "Aku very" Sambil tersenyum dia memandangku.. "Oh veri... " Jawab ku dengan mencoba untuk cuek.

"Mencari buku apa" Very mencoba bertanya untuk mengawali pembicaraan.

"Aku suka novel" Jawab ku dengan nada cuek dan muka agak aku masamkan

"Bagaimana kalau kita makan-makan dulu.. kebetulan di sana ada resto ayam." Tawarnya sambil menunjukan kepadaku sebuah resto ayam.

"Maaf, aku enggak segampang itu, bisa di ajak makan dengan orang yang baru saja aku kenal. maaf yah" Kata ku mencoba untuk jaga jarak.

"Aku melihat kamu seperti wanita yang aku kenal dua tahun yang lalu, makanya aku memberanikan diri untuk berkenalan dengan mu," Katanya yang mengaku namanya Very.

"Ohh... tapi perasaan ku aku belum pernah berkenalan dengan cowok dua tahun yang lalu" Jawab ku dengan bertambah jutek. Sebenarnya aku juga ingin sekali punya teman cowok, apalagi aku mendabakan seorang kekasih untuk mengisi kekosongan hatiku. Ah biar lah aku lebih suka sendiri, toh aku hepy-hepy aja tuh hidup tampa seorang kekasih.

Very terdiam. tak terdengar lagi suara ajakan nya, mungkin dia telah kehabisan akal untuk mengajak ku ngobrol. Dan aku merasa iba juga, akhirnya aku membuka pembicaraan walaupun agak ada rasa grogi "Mas dari mana?" Tanya ku.

"Aku Sumatera, Rin"

"Oh..Sumatera yah.".  selama ini aku baru mendengar seorang cowok yang memanggil namaku. Yah karena selama ini aku jarang berteman dengan seorang cowok, membuat ku kurang pergaulan, mmm merasa berbunga-bunga juga, aku mas Very menyebut namaku.

Akhirnya aku meyerah juga, kasian juga sih kalau tidak di ladenin ajakan makan-makannya toh di traktir ini hehehe. Kami pergi ke resto. Dengan pesanan dua porsi, dirasa cukup buat mengobrol basa-basi. Kami saling cerita pengalaman masing-masing, dan kepribadian masing-masing, dengan penuh canda membuat suasana akrab di antara kami. Aku akui Very orangnya lucu juga dan suka humor, membuat aku yang selama ini selalu terdiam diri, jarang tertawa, namun hari ini membuatku senang. Selama ini aku terkukung dengan hobi ku dengan membaca buku, dan terlalu terhipnotis terhadap cerita-cerita yang ada di buku-buku Novel.

Teryata mas Very hanya berbohong kalau dia pernah bertemu dengan ku, mungkin hanya untuk membuka pembicaraan kali. Yah mas Very memang lucu. Dan apakah ini yang di namakan benih-benih cinta, oh gak mungkin, aku baru saja mengenalnya, akau gak harus mempercayainya, aku wanita yang yang dingin dengan seorang lelaki. Itulah aku Ririn.

***

Malam merayap naik, syair pepohonan di halaman rumahku menambah sunyinya malam. Bulan terlihat tersenyum melihatku. Aku pun tersenyum padanya, "oh bulan apakah ini yang namanya cinta, baru siang aku bertemu seorang cowok yang baru saja aku kenal, kini aku  menjadi berbunga-bunga, apakah ini yang namanya cinta bersemi". Bulan hanya tersenyum memandangku tampa menjawab.

Ada sms masuk. Ah ternyata dari mas Very. "Aku meyesal telah memberi nomer hp ku."

Mas Very; "Lagi apa?

Aku; "Duduk sendiri.

Mas Very; "Boleh aku main kerumahmu

Aku; "Mmm...gmana yah dah malam mas" Balas ku

"Bagaiman kalau malam besok kita ketemuan" Balasku dengan maksud dia jangan main dulu kerumah ku, yah aku takut, kalau orang tua ku berprasangka bahwa aku sudah mendapatkan lelaki pilihan ku.

"Ok.. dimana?" Balas nya

"Cafe.. 21" balas ku, cafe yang aku suka untuk bersantai sambil membaca buku.

Ke esokan malam aku bertemu dengannya. Dinner malam yang sangat terkesan bagi ku. penuh bunga dan buih-buih cinta yang ada di hatiku. Namun aku tidak terlebih dulu percaya, karena mas Very belum menyatakan cintanya padaku. " Rin...Aku mau hubungan kita berlanjut" Ucapnya sambil menikmati minuman yang di pesannya. "Maksudnya" kata ku. "Yah mau kah Ririn yang cantik menjadi kekasih mas Very" Aku bergetar mendengar rayuannya, jantungku berdegup kencang, mas Very telah menembakku dengan mata penuh keinginan dan hasrat.

Aku hanya terdiam, walaupun dalam hatiku menerima cintanya. Mas Very memegang tangan ku. "Aku mencintaimu" Katanya sambil mencium tanganku yang belum pernah di sentuh oleh seorang lelaki, apalagi menciumnya. Aku mengangguk. Dia pun tersenyum.

Tidak terasa malam berlalu. Pukul 00.00 Aku tersentak kaget, terlalu malam untuk gadis seperti ku. Khawatirkah orang tua ku. "Mungkin kah mereka menunggu ku dengan rasa was-was." Besit di hati ku yang tidak menetu antara ingin segera pulang namun masih ingin bersamanya.

***

Mobil kami melaju kencang, dengan kecepatan tinggi teras mobil itu seperti terbang dan tidak menapak di badan jalan. "Mas jangan kencang-kencang" Kata ku dengan berharap. "Katanya aku di suruh ngebut, nih sudah ngebut, agar kita segera sampai dan cepat pulang," Ujar mas Very.

Tiba-tiba "Awas mas.." Aku pun tak sadarkan, semua menjadi gelap gulita.Tiba-tiba Badan ku terasa ringan. Aku sudah berada di depan rumahku. Entah kenapa tiba-tiba aku sudah berada di depan rumahku.. Dan aku pun mengetuk pintu namun tidak ada yang segera membukanya. Aku gak tahu apa yang terjadi pada diriku. Tiba-tiba badanku terasa ringan. Dan tiba-tiba aku sudah berada di depan rumah. Yah aku berulang-ulang mengetuk pintu namun belum juga ada yang membukanya. Aneh tubuh ku bisa tembus, aku masuk dengan cara menembus daun pintu, ada apa ini dengan tubuhku, sungguh ajaib aku bisa menembus pintu.. Ah sudalah lah aku mau kekamar.

Ku lihat kedua orang tua ku sedang menunggu di ruang tamu, aneh kenapa mereka tidak mendengar aku mengetuk pintu, Aku menyapa nya. "Ayah, ibu kenapa belum tidur..?" Sapa ku. namun mereka tidak mendengar bahkan menengok pun tidak. Ada apa ini dengan diriku, sungguh aneh. "Ayah aku pulang," Sapa ku lagi, masih juga mereka tidak mendengar.

Tiba-tiba telepom rumah berdering.. Ayah ku mengangkatnya. "Apaa.." Teriak ayah ku dengan wajah terkejut yang baru saja mendengar kabar entah dari mana. "Ada apa ayah.?" Tanya ibu ku merasa was-was. "Ri ri rin buu.."

"Ada apa dengan Ririn Pah..?"

"Ririn kecelakaan bu!!"

"Apa pah!!.. ririn kecelakaan.." Ibu pun jatuh lemah dan hampir pingsan. Ayah segera menangkapnya agar tidak terjatuh. Aku pun melihat ibu mau jatuh pingsan aku segera menghampirinya dan memeluknya. "Ibu ini aku Ririn" Kata ku, namun sekali lagi terasa aneh dengan diriku, Aku tak berhasil memeluknya semua bagaikan hampa dan tanganku membus tubuh ibuku aku tidak bisa memegangnya. "Ayah, ibu ini aku" aku mencoba untuk menyapanya, namun semua sia-sia mereka tidak mendengar aku.

Aku melihat ayah segera meninggalkan aku, mereka menuju rumah sakit. Aku menunggu di rumah, binggumg apa yang terjadi dengan diriku.

Beberapa jam kemudian suara ambulan datang dan menuju rumahku. Orang-orang yang aku kenal berdatangan kerumahku, entah siapa yang ada di mobil ambulan itu. Orang-orang datang menyambut turunnya jenazah, dan aku pun melihat Ayah dan ibu ku turun dari mobil ambulan itu dengan wajah menangis dan terurai air mata,
"Ririiinn,," Ibu berteriak memanggil ku sambil memeluk jenazah itu. "Riiriiin..uhuhuh..ririn.." Aku pun menghampirinya, "Ibu ini aku Ririn." Namun suaraku tidak di hiraukan. Ibu terus memeluk jenazah itu. Aku pun penasaran dengan jenazah itu, siapakah itu jenazah yang di panggil ibu Ririn seperti namaku. Aku pun memcoba memberanikan diri untuk melihat jenazah itu..

Aku terperanjat kaget. Terenyata jenazah itu adalah tubuhku. Mukaku kenapa dengan muka ku yang mirip denganku. Itu aku, apakah aku sudah mati. Lalu ini aku siapa. yah aku siapa kenapa semua tidak mendengar suaraku, kenapa aku bisa menembus pintu, dan kenapa aku tidak bisa memeluk ibuku, semua seperti bayangan. "Tidak, aku belum mau mati, aku masih sayang sama ayah dan ibu, aku tidak mau meninggalkan Ayah dan ibu, tolong aku ibu ..aku masuh mencintai kalian" Aku berteriak sekuat tenaga. Namun sia-sia semua hanya menangisi jenazah itu, yang bukan lain adalah jasad ku yang sudah hancur dan berlumuran darah...

***

Aku tersadar bahwa aku telah tiada. Tubuh ku yang dulu putih kini terbungkus kain putih. Dulu pakaiaku sangat modif kini hanya 5 lembar kain kafan yang telah membungkusku. Jasad tubuh di angkat dan di gotong beramai-ramai dengan orang yang dulu aku kenal. Dengan keranda biru itu jasad tubuh ku di bawa menuju pemakaman. Aku mengikutinya dari belakang dengan iring-iringan. Sesekali aku melihat kedua orang tua ku menumpahkan air matanya. Jenazah pun di turunkan keliang lahat. Sebelumnya aku melihat seorang laki-laki yang aku kenal dengan menggunakan kursi roda. Yah aku mengenalnya, dari paras wajahnya yang aku kenal terakhir yaitu mas Very. Rupanya dia selamat dalam kecelakaan itu.

Liang lahat itu menerima jenazah ku, kini tanah mulai menutupnya, para penggali kubur menginjak-injaknya.
Tiba-tiba sesosok tubuh putih dan tinggi menuntunku entah siapa, malaikatkah?..aku di tuntunnya ke gundukan tanah itu. Gundukan tanah yang mengubur jasadku. Aku pun di bawa oleh makhluk itu.

Aku Ikhlas kini aku pergi untuk menghadap sang maha pencipta...



2 komentar: