Senin, 17 Februari 2014

Ngaji Jarak Jauh

Triiiing.... hape ku berbunyi, dan aku angkat tampa aku liahat siapa yang menelponku. "Asalamualaikum.."
 "Wa alaikum salam .."
"Stadz gmana kabarnya nih ngungsi di sana,,"

Ternyata yang menelponku dari salah satu muridku yang menanyakan aku di tempat pengungsian. Pada saat itu emang ke adaan lagi musibah kebanjiran yang sangar besar. musibah yang tidak bisa di prediksi sebelumnya. Tiba-tiba hujan lebat dan menenggelamkan sebagian kampungku. Termasuk aku korban dari musibah tersebut.



"al hamdulilah aku baik-baik aja, kamu sendiri gmana?" tanya ku balik.

"Baik stadz, Al hamdulillah aku baik di sini tampa kebanjiran dan jadi korbannya...hehehe" jawabnya dengan sedikit meledek kepadaku.

"Syukurlah.. emang kalau udah datang musibah gak pandang bulu ya.. sapa aja kena termasuk kita yang punya niat baik pun ikut kena.. padahal kita baru aja dua minggu membuka pengajian eeeh dah berenti lagi.. " keluh ku..

"Sabar ya stadz.. aku juga jadi merasa bodoh nih. tapi biar kita gak ngaji. aku tetap baca Qur'an ko.. walaupun ga tau mana yang salah dan mana yang benar... "

"Tapi masih hapal gak? pelajaran yang aku berikan tentang panjang dan pendeknya..?" tanya ku kembali

"Yaah gitu deh.." sambil tertawa malu

"Ya udah sekarang kebetulan kamu menelpon aku gmana kita ngaji nii" tanya ku.

"Gmana caranya stadz?.."

"Kamu ambil Qur'an, lalu kamu baca dan aku yang menyimak mana yang salah benernya.." suruh ku.

"Tapi pulsa ku limit stadz..hehehe.." katanya dengan malu-malu
"Ya udah aku aja yang bel balik. kebetulan aku lagi ada bonusan nih..".  kataku dengan penuh harap apa yang aku perbuat mendapat pahala dari sang pemberi ilmu.

Akhirnya kami pun mengaji. Walaupun dengan modal pulsa. Yah sedikit tekor juga siih...
 Gak papa lah, aku ikhlas buat seorang murid yang jauh di sana. sedangkan gurunya merasa berdosa kalau ada murid yang sedang rajin-rajinnya belajar mengaji lalu di abaikan begitu saja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar